Seorang tua berkata kepadaku,
Hey anak muda, menikahlah dan bangunlah sebuah rumah tangga sebelum anda mapan...
Sepintas perkataan orang tua itu membuatku gelih, ngapain menikah sebelum mapan, bukan ka itu justru hanya akan menimbulkan kesusahan kepada orang orang yang kita sayangi kelak. istri kita tak akan bisa seperti istri istri orang lain atau anak anak kita tak akan bisa bermain dan seceria anak anak orang lain, keluhku dalam hati.
Hanyut dalam rasa gelih, pertanyaan kemudian muncul dalam benakku, apakah yang dikatakan si tua ini benar2 salah, bukankah dia lebih mengetahui dan memahami arti kehidupan, apa iya istri dan anak kita hanya akan bahagia dengan kemapanan kita, apakah yang saya pikirkan dalam rasa gelih yang begitu dalam itu sudah benar.
Keresahan dan kegelisahan kemudian muncul. kucoba sesaat berpikir dan merenung dari beberapa pertanyaan yang ada di kepalaku, dalam resahku saya teringat perkataan seorang teman baik, katanya seorang suami yang terbaik adalah suami yang mampu menuntun istri dan anak anaknya menuju jalan cinta dan kerinduan pada sang illahi.
Dalam gelisahku kucoba mengingat apa yang dikatakan situa itu, dan mencoba memaknainya dengan apa yang di katakan oleh teman baikku,dengan pemikiran yang resah dari pernyataan menikahlah dan bangunlah rumah tangga sebelum mapan bukankah maksud dari situa ini agar kelak istri dan anak anak kita di besarkan bersama kesusahan yang kita alami, agar kelak mereka kenyang merasakan betapa ajaibnya kekuasaan tuhan dan betapa besar kuasa dan kasih sayang tuhan pada mereka yang muda dan berani mencari ridho tuhan. akankah kelak kita sudah mampu meninggalkan anak anak yang sudah paham bahwa hidup adalah sesuatu yang harus di perjuangkan...???
#terimakasihpaktua akan kuingat selalu apa yang engkau katakan,,
Hey anak muda, menikahlah dan bangunlah sebuah rumah tangga sebelum anda mapan...
Sepintas perkataan orang tua itu membuatku gelih, ngapain menikah sebelum mapan, bukan ka itu justru hanya akan menimbulkan kesusahan kepada orang orang yang kita sayangi kelak. istri kita tak akan bisa seperti istri istri orang lain atau anak anak kita tak akan bisa bermain dan seceria anak anak orang lain, keluhku dalam hati.
Hanyut dalam rasa gelih, pertanyaan kemudian muncul dalam benakku, apakah yang dikatakan si tua ini benar2 salah, bukankah dia lebih mengetahui dan memahami arti kehidupan, apa iya istri dan anak kita hanya akan bahagia dengan kemapanan kita, apakah yang saya pikirkan dalam rasa gelih yang begitu dalam itu sudah benar.
Keresahan dan kegelisahan kemudian muncul. kucoba sesaat berpikir dan merenung dari beberapa pertanyaan yang ada di kepalaku, dalam resahku saya teringat perkataan seorang teman baik, katanya seorang suami yang terbaik adalah suami yang mampu menuntun istri dan anak anaknya menuju jalan cinta dan kerinduan pada sang illahi.
Dalam gelisahku kucoba mengingat apa yang dikatakan situa itu, dan mencoba memaknainya dengan apa yang di katakan oleh teman baikku,dengan pemikiran yang resah dari pernyataan menikahlah dan bangunlah rumah tangga sebelum mapan bukankah maksud dari situa ini agar kelak istri dan anak anak kita di besarkan bersama kesusahan yang kita alami, agar kelak mereka kenyang merasakan betapa ajaibnya kekuasaan tuhan dan betapa besar kuasa dan kasih sayang tuhan pada mereka yang muda dan berani mencari ridho tuhan. akankah kelak kita sudah mampu meninggalkan anak anak yang sudah paham bahwa hidup adalah sesuatu yang harus di perjuangkan...???
#terimakasihpaktua akan kuingat selalu apa yang engkau katakan,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar