kasihan kau karena yang menyambutmu hanya yang menghardikmu, yang memalakimu, yang melihatmu sebagai tamu tak diundang, dan kami hanya melihat mu berjalan tertatih mencari arah, sembari kami tersenyum sinis disamping wajah beringas yang sekian lama berusaha di kebiri. Kau tak lagi melihat keriuhan dari wajah penuh kebersamaan dalam senang dan duka,,dimana dulu gaum spirit perlawanan yang tak kenal lelah dan tak takut mati.. sebentar lagi kau akan menjadi sampah-sampah perjuangan, sampah-sampah perlawanan, sampah-sampah masyarakat, sampah gerakan yang akan teralienasi dari dimensi kemahasisswaanmu,
kasihan kau tak akan mengenali
dirimu lagi, larut dalam hiruk pikuk dunia hedonisme dan tetap merasa hambar,
kau hanya kan menemukan dirimu dalam sebuah ruangan bersegi empat yang bernama
penjara intelektual yang akan menjauhkanmu dari realitas yanga ada, nasibmu
ditentukan oleh birokrasi yang melarang kami mendekatimu,oleh birokrasi yang
menganggap kami onak yang akan menggoresmu jika terlalu dekat, oleh birokrasi
yang akan memberikan kami bogo mentah apa bila kami bergurau masa depan
denganmu,oleh birokrasi yang menganggap kulit mulusmu lebih berarti dari apapun
DAN kalian bersorak riang akan itu.
kasihan kau akan menjadi robot
intelektual yang tak mampu melihat realitas diantara imajinasimu,, esok kau
akan menjadi mesin-mesin pembunuh, robot-robot penghancurr ciptaan institusi yang
menganggap diri dewa pemilik kebenaran, paling tahu kebutuhan dunia dan kemana
dunia akan bergerak, padahal mereka sibuk dengan proyek dan kenyamanan dalam
ruang ajaib yang penuh suasana sejuk. Kau
tak lagi mampu melihat lebih jauh dari bayanganmu, tak ada lagi yang benar-benar peduli
padamu..,
selamat datang generasi kasihan di kampus tanpa harapan
Tidak sampai di situ adik-
adikku. belum lagi mereka yang katanya religius akan memperebutkan kalian
seperti daging yang di perebutkan oleh srigala yang kelaparan. Mereka akan
mengupayakan segala cara termasuk intervensi akademik untuk menarik kalian
masuk kedalam komunitasnya. Karna mereka pikir kalian adalah kertas putih yang
harus segera di isi, dan apa bila tidak di isi secepat mungkin kertas putih itu
akan ternodai oleh debu-debu kritisisme oleh kakak kalian yang kata mereka
haluan kiri dan tidak baik pemahaman religiusnya(sayapun yakin kalian akan
lebih melihat cover dari pada isinya) kalian akan lebih percaya pada mereka
yang panjang jenggot dan celana jingkrangnya. Bukankah religuisme sampai hari
ini masih di ajarkan sebagai usaha seseorang dalam memonopoli tuhan dan
kebenaran. Maka dengan sendirinya mereka akan menghakimi orang lain yang
berbeda agama dengannya. Akibatnya, kalian akan mendapati kehidupan beragama
kita kurang berfungsi sebagai pengikat persaudaraan dan membantu menumbuhkan
kearifan dan sikap rendah hati kita untuk saling menghormati dan saling
memahami perbedaan yang ada. Dan Pada
akhirnya, pluralitas kehidupan beragama lebih cenderung menjadi penyebab
tatapan sinis yang tak ada habis-habisnya.
Terakhir mungkin untuk kalian
adik-adikku. jangan sekali-kali berpikir bahwa pilihan itu ada selama bukan
kalian yang menciptakan pilihan itu. Karna toh ketika kalian menjatuhkan
pilihan yang ada hari ini. Percaya dan yakinilah bahwa pilihan itu sudah di
pilihkan oleh pihak tertentu baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Sebagai penutup dari tulisan ini saya memulai dengan kata-kata provokatif.
Bukan untuk memprovokasi kalian tapi justru mengingatkan kalian bahwa betapapun
sulitnya kita harus tetap menciptakan pilihan pilihan kita sendiri.
Kita mempunyai jalan untuk
dipilih. Secara terus terang mengikuti kebodohan diri sendiri dengan sikap
apatisme. Diam dan pembiaran pembodohan itu terjadi dalam diri sendiri dengan
sikap pragmatisme. Atau berjalan di atas kaki sendiri, otak kita sendiri,
kata-kata kita sendiri dengan melihat REALITAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar