ketika kepalang tangan kiri dan teriakan di mulut tidak bertuah.
sementara Mereka Dalam Bayangan Senja dibawah lahan bagi kepedihan.
Terlihat raja bermahkotakan kemunafikan bertahtah diatas singgasana kepalsuan.
dilekati bias refleksi sandiwara tanpa halang pandang mereka tertawa terbahak.
maka hati yang merontah tapi belum menyerah pada matinya akal kehidupan,
adalah penggerak gaib dibius angkara murka mengoyak ketidakadilan,
menjadi penyejuk dari dahaga kehausan, dari punggung yang menahan derita,
walau tergilas kaki-kaki kehidupan yang bungkam dan dibenci empu-Nya Hidup,
tergenggam kertas perlawanan mematri kata walau menjadi dialog yang buntu
meski sadar itu adalah demonstrasi yang tak bergaung dari mulut tak bertuah
setidaknya pesan ghaib di dinding akan menyejarah dan mendapat tempat tersendiri
karena kata adalah pesan yang menawarkan realitas tanpa basa basi, diam namun nyaring Dari tangan hitam putih yang meninggalkan warisan ke dalam mata ketertindasan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar